Ibu
Tetesan keringat tak kau rasa mengalir dari keningmu
penuh kesabaran melayani putra putrimu
yang banyak tingkah ingin ini itu
Kini tetesan keringat itu tak lagi ada
di keningmu tampak keriput halus
jika mendengar berita tak sedap dari putra putrimu
sungguh tiada hilang rasa itu
hanya aku tak yang kuasa melihat
jika engkau ikut merasakan perjuangan hidup ku
Biarkan engkau duduk manis
menunggu kedatangan putra putrimu
sambil menyeruput teh manis
yang akupun belum bisa membuatkannya untukmu
Maafkan ibu...
Hanya mentari pagi yang mengintip dari jendela
yang menyambutmu
usai kau solat subuh
dan tadarus di pagi hari
Kini
tak seperti kala itu
setiap pagi engkau berjibaku dengan asap dapur
untuk persiapan sekolah ku.
Engkaupun membangunkan ku
mengetuk kamar ku
ke dapur lagi
ke kamar lagi
ke dapur lagi
entah berapa kilo kau tempuh di pagi itu
bolak balik dapur kamar
hanya demi aku tidak terlambat sekolah
Ibu sayang
perjuanganmu membesarkan ku
tak bisa terbalas dengan apapun
Bahkan seisi dunia ini .....
tak kan jbisa mengimbangi besarnya perjuanganmu
Karena keikhlasanmu aku mampu belajar
dengan ketulusan senyummu aku melangkah
dengan kekuatan doamu
aku menjadi mampu menepis badai kehidupan
Ibu sayangku
Tak henti aku berdoa
Engkau disayang Alloh seperti saat engkau
menyayangiku di waktu kecil
Bontang, 22Des 2018
Tidak ada komentar:
Posting Komentar